Semesta tau yang terbaik. Karma itu ada. Semesta itu adil.
Malang jadi destinasi terakhir dalam sebuah pencarian panjang 6 tahun lalu. Sudah siap dengan segala kemungkinannya. Sudah pasrah. Besok adalah usaha terakhir sebelum kuserahkan sisanya pada semesta dan Tuhan.
Matahari baru benar-benar tenggelam waktu itu. Aku dan Ibu menunggu makanan kami dibuat di samping gerobak makanan. Hari itu pengumuman tes mandiri salah satu universitas pilihan Ibu.
Datang sehari lebih awal ke kota ini dengan harapan untuk semuanya berjalan dengan baik dan semestinya. Besok adalah tes masuk universitas tetakhir yang harus kuikuti.
Sambil menunggu makanan kami selesai dibuat aku membuka pengumuman itu. Setelahnya yang aku ingat aku hanya menangis memeluk Ibu. Selamat, hanya satu kata saja yang kubaca, dan itu sudah cukup.
Malam itu hanya awal. Semesta bekerja sebagaimana kita berbuat. Semesta memang suka bercanda, tapi hari itu candaannya membahagiakan. Jangan menyerah dulu, begitu kata semesta, usahakan dulu dengan baik, sisanya bagianku.
Benar saja, sisanya hanya bagian untuk bersyukur. Malang, 6 tahun lalu, adalah sebuah pengingat bahwa lelahnya usaha yang baik akan selalu terbayar dengan hal yang baik. Malang selalu indah dengan ceritanya.
Di satu tahun berikutnya dan 3 tahun berikutnya, Malang jadi pengingat bahwa persahabatan bisa dimulai dari mana saja dan bertahan sebagaimana kita mengusahakannya. Sekali lagi Malang mengingatkan tentang usaha yang baik, bahwa semesta itu baik.