Jumat, 11 September 2020

DENPASAR: yang terus disemogakan.

Semesta, ada orang yang aku sayang di kota ini.

Denpasar. Ah mendefinisikannya saja aku bingung. Rasanya indah saja tidak cukup. Rasanya kota ini sudah saja langsung mengambil semua rasaku. Sebatas ingin yang sulit sekali tergapai.

Jatuh cinta itu ya jatuh saja. Tak perlu melihat. Tak perlu mendengar. Mengerti saja seperlunya. Kenyataan bahwa ia ada saja cukup.

Denpasar.
Semesta, di kota ini ada orang yang kusayangi. Aku sayang dia, padahal aku tidak pernah bertemu dengannya, melihat wajahnya saja hanya dari foto. Aku tidak pernah mendengar suaranya, apalagi kugenggam tangannya. Sosoknya semu, tapi sampai sekarang pun aku tetap rindu. Dia yang tak akan pernah kugapai, yang tidak pernah menganggapku ada.

Sama seperti kota ini, semesta, dia sangat sulit kugapai. Sangat sulit untuk diwujudkan.

Denpasar, terdengar berbeda jauh setelah aku mengenalnya. Terasa berbeda bahkan saat aku tak pernah berada di sana. Sama seperti Denpasar, dia, dan Rasa ini adalah ketidakmungkinan yang terus menerus aku semogakan saat ini.

Semesta, tolong aku.
Share: