Minggu, 10 Januari 2016

I Just Got Myself Stuck in Reverse.

"Dari 19 tahun hidup lu, nay, masa yang mana yang pengen bgt lu ulang?".

Pertanyaan ini sih langsung gua jawab, pasti. Tanpa mikir. Jawabannya udah jelas.
Masa putih abu-abu. Masa SMA gua.
Lebih tepatnya di tahun ke-16 hidup gua.

"Wae?".

Hmm, I just got myself stuck in reverse.

Masa2 itu adalah program autoreplay, yang entah sampai kapan gua ga akan nyoba memberhentikannya.

Masa2 itu sederhana, sesederhana warna putih dan abu-abu yang gua pakai setiap hari selasa dan jumat.
Sesederhana sekolah dan segala pernak-perniknya.
Sesederhana pikiran, senyum, dan semangat gua untuk pergi ke sekolah tiap hari.

I wish I got thrown to 2012, and stay there for infinity.

Sekarang, setelah hampir 2 tahun gua ngelepas seragam itu, dan melangkah lebih jauh dari masa itu, gua ngerasa kangen bgt.
Udah hampir 4 tahun gua berjalan dari tahun ke-16 hidup gua, rasanya? Entahlah, kangen? Hampa? Sedih? Bersyukur? Mungkin semua itu?.

Kalo kata orang masa SMA itu masa paling indah, gua percaya sekarang.
Sekarang juga gua ngerti, kenapa banyak cerita, komik, novel, film, drama, yang diangkat dari masa SMA.

Sebuah masa yang ringan untuk diingat, dirindukan, dicintai, dan terus dirasakan.
Masa yang sederhana.
Masa dimana kita belajar dan belajar.

Yaa, gua kangen parah.
Kangen rasanya pergi tanpa harus berpikir keras baju yang mana yang harus gua pakai. Seragam itu sudah ditentukan.
Kangen rasanya pergi ke tempat dimana peraturan diterapkan dengan jelas.
Kangen rasanya duduk di kelas memerhatikan guru yang mengajar. Menerka cara belajar yang baik itu sedikit membuat gua kehabisan waktu.
Kangen rasanya bertemu mereka orang2 kesayanganku. Sakit rasanya terus berhubungan dengan orang2 yang bahkan untuk ditemui 5/7 saja sulit.

Sebuah masa dimana gua belajar ilmu sosial, ilmu organisasi, ilmu hidup, yang mungkin gabisa gua dapat dari sekolah itu sendiri. Pengalaman.
Belajar apa itu sakit, menghargai, toleransi, kepercayaan, setia kawan, percaya diri, memaafkan, rasa bersalah, menyayangi, membuka hati. Belajar tentang kebahagiaan, kesempurnaan, semangat, kesetaraan, rahasia, keterbukaan, kejujuran, pemecahan masalah, dan banyak lagi.

Rindu dengan sekolah dan segala hiruk pikuknya.
Rindu dengan kelas dan segala keragamannya.
Rindu dengan orang2 di dalamnya dan segala sifatnya.
Rindu dengan setiap candaan yang tiada habis di lontarkan.
Rindu dengan tawa yang tiada pernah berhenti berderai.
Rindu dengan pertengkaran yang membawa pelajaran berharga.
Rindu tugas yang dapat kuselesaikan dalam semalam.
Rindu ramainya pembelajaran.
Rindu lika liku sekolah dan setiap sudutnya.
Rindu sekali......

Gua rindu masa itu.
Tahun ke-16.
Atau mungkin gua hanya rindu untuk disayangi, diakui, dihargai, dipercaya, dan dicari?
Rindu akan teman sepanjang masa?
Rindu akan obat yang membuat luka sembuh?

Gua pun kurang mengerti.
Tapi, cukup jelas kalau rindu ini membelenggu waktu.

Gua kangen setiap detailnya.
Sebagaimana program itu berjalan dan mengingatkan gua kembali dengan cerita novel gua.

Drama? Novel?
Gua memilikinya sendiri.
Kisah sendiri, lebih indah.
Sampai titik dimana gua benci untuk terus melewatkannya.

Haa bahkan gua bingung menceritakannya.
Kalau kata orang 17 itu masa paling indah, itu ga berlaku untuk gua.
Bagi gua 16 di tahun 2012, di masa SMA lah masa terindah gua.

Jakarta, 2016.
I wish I got myself thrown to the time when I was 16.

Share: