Akhirnya, di satu waktu di hidupmu----di hidup kita masing-masing----kita hanya memiliki diri kita sendiri. Suatu waktu di hidup ini pada akhirnya aku dan kamu hanya dapat mengandalkan diri sendiri.
Bergumul dengan emosi di pojok ruangan. Melawan suara yang entah dari mana terus bergema, baik dalam sunyinya malam, maupun dalam ramainya siang.
Akhirnya, pada satu saat yang perlu kita perbaiki adalah diri kita sendiri, bukan orang lain. Menyatukan kembali serpihan hati yang sebagiannya sudah tidak terlihat. Atau melilitkan kasa perban ke tiap luka pada tubuh kita sendiri.
Sungguh siapa yang peduli? Memangnya siapa yang akan memperbaiki kamu?.
Bukankah bayanganmu sendiri meninggalkan kamu di gelapnya malam?
Akhirnya, kita hanya memiliki diri kita masing-masing untuk bertahan. Menata ulang bata-bata. Menutup ulang luka-luka. Menepis habis air mata. Lalu, tersenyum tanpa sela.
Apakah kamu juga?. Berharap tak ada orang yang tahu. Berharap mereka berhenti memaki, menerka, dan berprasangka.
Akhirnya, tak akan ada yang peduli kamu sakit, menangis, jatuh, tersungkur, atau mati.
Lalu, kita hanya akan terus tenggelam dalam kepura-puraan tiada akhir. Dan berhenti mempercayai oranglain, selain diri kita sendiri.