"Del, Ara lagi asik sama dunianya sendiri lagi ya?", sayup-sayup aku mendengar suara dari luar
earphone-ku. Entah dari siapa.
Mungkin bagi banyak orang apa yang aku kerjakan saat ini sama sekali tidak menguntungkan bagi masa depan. Menghabiskan waktu. Tapi bagiku setiap jeda seperti ini adalah bagian aku membangun masa depan. Setidaknya di waktu seperti ini aku sadar aku sedang menyambung harapanku untuk terus hidup.
Dulu pernah ada yg bertanya padaku, "Ra, kamu kenapa suka baca buku?".
Aku berpikir, "buku membawaku ke berbagai dunia yang tidak pernah aku lihat".
Tapi sekarang rasanya maknanya lebih kecil dari itu dan jauh lebih dekat dari itu. Setiap kata dan jalinan kalimat yang ada di dunia ini, sekecil apa pun itu, adalah penyambung harapan hidup untukku.
"Ra.... Hoy, Ara, mau sampai kapan duduk di sini? Pindah yuk cari makan, udah mulai rame nih", Dela menyikut lenganku agar aku sadar bahwa aku sudah terlalu lama tenggelam dalam duniaku.
Aku meringis, "hehe, sebentar Del, 10 menit lagi ya, ini 10 menit lagi kelar kok".
"Tadi nonton music video (mv) grup idola kesayangan, terus baca update terbaru komik favorit, sekarang lagi apa? Drama? Anime?", Dela menjawab panjang sambil menggelengkan kepala, tanda ia tidak habis pikir denganku.
Aku meringis lagi, "Anime, ini bentar doang kok, Dela sayang".
Dela duduk di sampingku. "Lagian lo kok bisa sih ga berhenti fangirling bahkan di tempat yang banyak orangnya gini? Ga malu?".
Aku melihat ke arah Dela sebentar, "kenapa malu? Gua senang kok, lagian mereka yang komplain mungkin gatau gua dapat apa dari apa yang gua kerjakan".
Dela mendelik, "emang lo dapat apa? Uang gitu?".
Aku tertawa kecil, "ya, ngga lah, Del. Seringnya gua dapat harapan baru buat gua terus hidup dan ga nyerah sama keadaan. Pendeknya gua dapat motivasi". Aku berdiri tiba-tiba, "gua udah kelar nih, sambil cari makan yuk".
"Lah, udah beres nontonnya?", Dela mengikuti aku.
"Udah nanti bisa lanjut dimana aja gua mah".
Dela menjajari langkahku, lalu melanjutkan, "lo nonton mv juga dapat hidayah gitu?".
Aku tertawa, "apa sih, Del, kok hidayah. Motivasi tau". "Tapi ya iya dong lagu kan ada liriknya, kalo gua nonton drama atau anime atau film kan ada dialognya ada jalan ceritanya, mv juga punya cerita dari liriknya, kalo gua baca komik sama aja kan gua baca dialog sama cerita, Del", lanjutku panjang.
"Sama aja sih, Del, kalo gua baca buku, kadang ada aja kan motivasi dari kalimat yang gua baca. Karena menurut gua semua cerita, kata, dan kalimat yang ada di dunia ini tuh bisa jadi motivasi, hiburan, bahkan penyambung hidup kalo lagi ngerasa sedih", lanjutku lagi.
Dela mengangguk. Lalu melihatku menyelidik, "kalo lo sampai tenggelam gitu berarti lo lagi butuh banyak mitovasi hidup gitu, Ra?".
Aku tertawa sambil menyikut Dela, "sialan lo, Del, peka banget sih".
Dela tersenyum lembut, "gua ga masalah kok, Ra, lo sama dunia lo, cuma mau ngasih tau aja, kalo lo masih belum ngerasa cukup dengan apa yang lo dapat di dunia lo, gua siap berbagi juga sama lo dunia gua".
Aku tersenyum dan langsung merangkul Dela, "dengan senang hati, Delaku. Biarpun lo ga bakal sebijak "kesayangan-kesanyangan" gua sih, Del".
Dela tertawa, "sialan. Bangun, oy, Ra, jangan halu mulu".
Aku tertawa.
Tak apa kalau banyak dari mereka yang tidak mengerti apa makna dari pekerjaan yang kulakukan. Setidaknya aku bisa tetap hidup sebagai aku.