Rasanya sudah lama sejak terakhir kali aku menulis. Tentang sebuah refleksi diri, serta rasa yang berhamburan ke segala arah. Aku bukan tidak merasakannya, hanya semua terasa terlalu padat hingga dadaku sesak dibuatnya.
Bicara tentang diri sendiri. Tentang rasa. Tentang hidupku. Rasanya semua itu tidak pantas. Rasanya aku terlalu sombong, padahal tidak ada yang perlu aku sombongkan. Tidak ada yang pantas untuk aku ceritakan, bukan suatu hal yang baik seperti yang dapat kalian lihat di platform media sosial orang lain.
Namun, mengapa aku terus merasa dicurangi?. Menyesakan.
Aku terus merasa aku tidak pantas. Terus merasa aku salah. Aku terus bertanya tentang sebuah eksistensi, untuk apa?. Aku bernapas dalam lara, tanpa tahu apa penyebabnya. Aku terus berlasri dalam gelap, tanpa aku tahu kemana arahnya. Aku terus menyakiti orang lain, tanpa tahu awalnya. Dan semua kata terus yang selalu aku takutkan berikutnya.
Aku selalu merasa semua kesalahan adalah kesalahan yang besar. Dan memaafkan seseorang adalah hal yang sulit untuk dilakukan. Ternyata aku salah besar. Karena sesungguhnya bagian tersulit dari memaafkan adalah memaafkan diri sendiri. Dan tidak apa untuk seskali membicarakan diri sendiri.
Beberapa waktu lalu aku sadar aku memiliki kontrol emosi yang buruk. Bukan aku mudah marah dan menyalahkan orang lain. Atau aku pandai menangis meraung-raung. Bukan. Aku cukup pandai mengontrol itu semua. Aku cenderung orang tanpa emosi yang tidak suka teriakan (tapi aku mohon jangan salah menilaiku, aku tetap manusia). Aku pandai memaafkan. Aku cenderung menghindari konflik. Aku menghargai setiap hubungan.
Masalahku adalah aku tidak pernah benar-benar memaafkan diriku sendiri. Ketika aku meminta maaf, aku meminta maaf atas kesalahanku untuk orang lain. Tapi tidak ikut memaafkan diri sendiri. Dan terus begitu di setiap kesalahan. Hingga di satu waktu aku bertanya kepada diriku sendiri, "kenapa kau melakukan itu dulu? kenapa kau menyakiti orang lain?". Dan tidak juga memaafkan diriku atas semua itu.
Orang lain akan bilang itu penyesalan. Bagiku penyesalan itu sudah terlalu lama. Dan itu semua hanya tentang memaafkan dan penerimaan. Sebelum akhirnya diri kita bisa bernapas lega. Tanpa terus merasa dicurangi, tanpa terus merasa egois karena membicarakan diri sendiri, dan tanpa terus merasa bersalah melakukan sesuatu.
Kepada diriku, maaf terus menyakitimu, tanpa pernah memberi maaf untukmu.
Ya, pada akhirnya bagian tersulit dari memaafkan adalah memaafkan diri sendiri.
8 Juni 2018. Selamat Malam.