Rabu, 13 Juli 2016

Welcome to reality, my dear.

Hari ini aku bertanya, kepada diriku, kalian, pembaca, para pengejar mimpi, dan orang-orang dengan mimpi besar di luar sana.

"Sudah berapa banyak film, drama, novel, dongeng, dan cerita yang pernah kalian baca?".
"Puluhan kah? Atau ratusan? Atau bahkan ribuan? Atau sampai kalian terlalu malas menghitung, dan tak tahu berapa?".

Kalau aku yang terakhir, sayang.
Aku lupa hitunganku, dan aku malas juga menghitungnya. Sampai aku lupa realita tidak seperti cerita. Aku tak pernah tahu hitunganku begitu berarti sekarang.

Aku tahu banyak cerita mengajarkan tak ada mimpi yang tak bisa kita capai. Berapa perbandingannya cerita yang mengajarkan kita untuk belajar melepaskan mimpi kita? 1:1000?.

Aku tahu satu cerita. Aku tahu satu drama yang mengajarkan aku sakitnya melepaskan.

Let's be real, my dear.
Aku hanya punya satu mimpi sejak kecil, dan aku harus melepasnya. Bukan begitu saja, sayang. Aku mencoba sampai habis waktu dan jalanku.

Aku menangis ketika melepaskannya, ketika gagal, ketika lagi-lagi aku kecewa terhadap diriku dan aku mengecewakan orang-orangku. But, life's never stop.

Pada akhirnya aku tetap harus melepaskan.

Let's be real, my dear.
Reality doesn't always serve you what you really want.

Realita bukan cerita dongeng dan drama. Realita tidak selalu berubah mengikuti kita. Adakalanya, realita begitu indah seperti cerita. Namun, tak sedikit realita berputar haluan dari mimpimu. Bahkan, walaupun kau telah mencobanya dengan keras. Reality just doesn't go the way you want to.

Walaupun, hanya itu satu-satunya mimpimu, mimpiku.

Saranku:
Just don't live aimlessly. Find another desires to live on. Find another dream. Respect other. Learn.

It'll be hurt to meet someone who have your dream. It'll be hurt to watch movies and dramas about your only one dream. It'll hurt to hear about people's opinion; to hear them cheering on you. I don't if it'll stop.

Bahkan, aku masih merasa sakit. Walaupun, sudah hampir 3 tahun.

I don't know what I do. I don't know what to do. Just.......

I wanna face it....... reality.

Belajarlah, sayang. Belajar untuk jatuh dengan benar; gagal dengan benar, dan bangkitlah lagi dengan benar.

Motivasi dirimu, sayang, sebanyak-banyaknya. Penuhi dengan hati baja yang tidak pantang menyerah. Bermainlah dengan imajinasi dan fantasimu, sayang. Tapi, jangan lupa realita punya banyak jalan lain selain mimpimu.

Welcome back to our reality, my dear.

13 Juli 2016
A movie about my only one dream give the pain back of setting it free.

Share:

Puncak Rindu

Kau tak pernah tahu, bukan?
Tiap hari aku meradang
Menimbun rindu
Di antara sepi-sepi

Menumpuknya, memupuknya
Laksana bukit pinus
Di kaki cakrawala
Tumbuh tinggi nan subur

Sementara aku
Mencari cara menebar hama
Berharap kemarau
Matahari tanpa awan

Sibuk memasak bata
Membendung bukit
Walaupun sia-sia
Tapi tak apa....

Takut-takut....
Hujan jatuh dari matanya
Karena terlalu tinggi
Lalu membuatnya longsor

Takut-takut....
Gelombang masa lalu lewat
Karena terlalu luas
Malah membuatnya terburai

Kau tak pernah tahu, bukan?
Tiap hari aku sibuk
Membatasi pikiranku
Takut-takut kau lewat

13 Juli 2016.

Share:

Waktu di antara jatuhnya

Kalau hari ini
Aku duduk di sisi jendela kamarku
Memandangi setiap jatuhnya
Menghitung riak yang dibuatnya
Sambil mendengarkan melodi merdunya

Beberapa waktu lalu
Aku tahu tentang harumnya
Tentang bakteri yang bereaksi terhadapnya
Seperti daun-daun yang menunggu basahnya
Seperti katak yang menggenapkan melodinya

Sementara dulu
Aku akan melonjak dari kasurku
Berlari keluar dengan sepatu boots merahku
Memakai jas hujan kuningku
Sambil membawa payungku
Menari bersamanya

Bukan seperti 3 atau 4 tahun lalu
Aku berdiri diam dibawahnya
Berusaha membasuh lukaku
Berharap dengan basahnya
Lalu membiarkannya mengalir bersama airku

Tapi aku masih yakin
Hingga saat ini
Kalau setiap jatuhnya
Terus membawa harapan dan ketenangan yang baru
Sama seperti hari ini
Atau pun tahun lalu
Begitu juga tahun sebelumnya

Aku hanya tahu
Begitu saja.

(30 Juni 2016)

Share: