Aku selalu suka melihatmu. Seberapa pun besar jaraknya. Menemukanmu dibanyaknya kerumunan orang. Mencuri gambaranmu ketika kamu tidak melihat. Melihatmu sekejap lalu berpaling. Atau pun, menatapmu tanpa jeda.
Aku menyukainya.
Bahagia.
Melihatmu lalu sesaat kemudian senyumku mengembang. Mungkin, itu salah satu definisi sederhana dari bahagia, versiku.
Senyummu hal yang paling ku kagumi, yang paling kurindukan. Namun, ada lagi, hal yang paling aku takuti, mata. Sorotan mata yang terlihat bahagia, lalu sendu, lalu sedih, lalu sakit, lalu hampa.
Aku takut melihat matamu dan menemukan dirimu tersenyum dengan sorotan penuh luka. Selain itu, aku takut melihat matamu dan kita saling menatap.
Berhenti.
Dan, hancur sudah pertahananku.
-------------------------------
Suatu hari aku pernah membiarkan mataku berkeliling, lalu menemukanmu. Mencuri lihat tiap waktu kamu tidak melihat. Tersenyum ketika kamu tersenyum. Lalu, berhenti.
Suatu hari, pernah aku duduk di seberang ruangan, berusaha keras berkonsentrasi dengan materi di kelas. Membiarkan mataku mencari fokus yang pas. Lalu, aku menemukan mataku terfokus pada sudut lain ruangan, dimana ia duduk. Menatapnya. Lalu, mata kami bertemu.
Pernah suatu hari, aku menatapnya dan kamu balik menatapku. Lalu, aku terburu-buru menatap kearah lain begitu juga dengamu. Sekali lagi aku menatapmu, dan kamu kembali sedang menatapku. Kedua kali aku tak lagi bisa berpaling.
Badanku panas. Senyumku ragu.
Suatu saat pernah aku melihatmu dari jauh. Memandangmu lalu tersenyum. Lalu, ketika aku melihat matamu, sorotannya penuh luka dan amarah. Lalu, sorotannya hampa. Segera, aku menolehkan kepalaku ke arah lain.
Hari itu, hatiku perih. Aku ingin tahu, kenapa?
-------------------------------
Namun, aku tetap suka melihatmu. Mengagumimu dari jauh. Membiarkan matamu berbalik menatapku, lalu berpaling. Selanjutnya, matamu mereaksikan seluruh emosi dan rasa di jiwaku.
Aku tetap akan menyukainya.
Aku akan tetap menikmatinya, mengagumimu dari jauh.
Karena, hanya itu yang mungkin bisa kulakukan untuk menyukaimu dan tetap tidak kehilangan sosokmu. Hanya itu selain mendoakanmu.
Di bawah cerahnya langit malam
Di antara rindu terhadap seseorang
Depok, 15 Mei 2016